4.28.2010

navigasi

Navigasi adalah penetuan posisi dan arah perjalanan, baik di medan perjalanan atau di peta. Navigasi terdiri atas navigasi darat, sungai, pantai dan laut, namun yang umum digunakan adalah navigasi darat.



Navigasi darat adalah ilmu yang mempelajari cara seseorang menentukan suatu tempat dan memberikan bayangan medan, baik keadaan permukaan serta bentang alam dari bumi dengan bantuan minimal peta dan kompas. Pekerjaan navigasi darat di lapangan secara mendasar adalah titik awal perjalanan (intersection dan resection), tanda medan, arah kompas, menaksir jarak, orientasi medan dan resection, perubahan kondisi medan dan mengetahui ketinggian suatu tempat.



1. Alat-alat navigasi terdiri dari:

- kompas adalah alat untuk menentukan arah mata angin berdasarkan sifat magnetik kutub bumi. Arah mata angin utama yang bisa ditentukan adalah N (north = utara), S (south = selatan), E (east = timur) dan W (west = barat), serta arah mata angin lainnya yaitu NE (north east = timur laut), SE (south east = Tenggara), SW (south west = barat daya) dan NW (north west = barat laut). Jenis kompas yang umum digunakan adalah kompas sylva, kompas orientasi, dan kompas bidik/prisma.

- altimeter adalah alat untuk menentukan ketinggian suatu tempat berdasarkan perbedaan tekanan udara.

- peta adalah gambaran sebagian/seluruh permukaan bumi dalam bentuk dua dimensi dengan perbandiangan skala tertentu. Jenis-jenis peta terdiri dari peta teknis, peta topografi dan peta ikhtisat/geografi/wilayah. Bagian-bagian peta antara lain judul, nomor, koordinat, skala, kontur, tahun pembuatan, legenda, dan deklinasi magnetis.

- GPS (Global Positioning System) adalah sistem radio-navigasi global yang terdiri dari beberapa satelit dan stasiun bumi. Fungsinya adalah menentukan lokasi, navigasi (menentukan satu lokasi menuju lokasi lain), tracking (memonitor pergerakan seseorang/benda), membuat peta di seluruh permukaan bumi, dan menetukan waktu yang tepat di tempat manapun.



2. Menentukan arah tanpa alat navigasi

Selain mengguanakan alat-alat navigasi, kita juga dapat menggunakan arah mata angin dengan tanda-tanda alam dan buatan, yaitu:

- tanda-tanda alam yaitu matahari, bulan dan rasi bintang

- tanda-tanda buatan yaitu masjid, kuburan dan kompas sendiri dari jarum/silet yang bermagnet dan diletakkan di atas permukaan air

- flora-fauna:

tajuk pohon yang lebih lebat biasanya berada di sebelah barat

lumut-lumutan Parmelia sp. dan Politrichum sp. biasanya hidup lebih baik (lebat) pada bagian barat pohon

tumbuhan pandan hutan biasanya cenderung condong ke arah timur

sarang semut/serangga biasanya terletak di sebelah barat pepohonan
3. Mecegah dan menanggulangi keadaan tersesat

Tersesat adalah hilangnya orientasi, tidak dapat mengetahui posisi yang sebenarnya dan arah yang akan dituju. Hal tersebut biasanya karena berjalan pada malam hari, tidak cukup sering menggunakan peta dan kompas dalam perjalanannya, tidak tahu titik awal pemberangkatan di peta dan melakukan potong kompas. Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mencegah tersesat antara lain:

- selalu melapor kepada petugas terkait atau orang yang dipercaya mengenai tujuan perjalanan, lamanya dan jumlah anggota yang ikut

- selalu mengingat keadaan sekitar perjalanan berdasarkan kelima indera yang dimiliki

- tetaplah berada pada jalur yang telah ada dengan memberi petunjuk pada tiap persimpangan

- perhatikan obyek yang mencolok seperti mata air, bukit, sungai atau gunung

- pada saat berjalan sekali-kali tengoklah ke arah belakang, ingatlah jalur tersebut jika dilihat dari arah berlawanan

- pelajari dengan benar alat-alat navigasi yang dibawa

- gunakanlah kompas sebelum tersesat

- belajarlah membaca tanda-tanda alam untuk menentukan arah mata angina

- jangan pernah percaya secara penuh kepada orang lain termasuk kepada pemimpin.



Pedoman yang bisa digunakan apabila tersesat adalah S T O P, yaitu:

S = Seating, berhenti dan beristirahat dengan santai, hilangkan kepanikan

T = Thinking,berpikir secara jernih (logis) dalam situasi yang sedang dihadapi

O = Observaton, melakukan pengamatan/observasi medan di lokasi sekitar, kemudian tentukan arah dan tanda-tanda alam yang dapat dimanfaatkan atau yang harus dihindari

P = Planning, buat rencana dan pikirkan konsekuensinya bila anda sudah memutuskan sesuatu yang akan anda lakukan.



Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menanggulangi keadaan tersesat adalah:

- membuat tempat berlindung (shelter) dari bahaya atau cuaca buruk

- tetap tenang, tidak panik, berpikir jernih dan mencoba ingat jalur perjalanan

- orientasi dapat dipermudah dengan menuju tempat yang tinggi/memanjat pohon

- gunakan kompas dan peta (alat navigasi) atau indikator alam

- buat petunjuk untuk mempermudah orang lain mencari keberadaan kita, misalnya dengan tulisan, peluit, asap, sinar atau berteriak

- tetap bersama-sama dengan kelompok dalam kondisi apapun

- memanfaatkan situasi dengan menunggu bala bantuan, mencari makanan, mencari air dan lainnya

selengkapnya......

Gunung-Gunung di Indonesia - Gunung-Gunung di Indonesia

Bali
Gunung Abang (2.152 m) Gunung Agung (3.142 m)
Gunung Batukau (2.276 m) Gunung Batur (1.717 m)

Gunung Catur (2.098 m) Gunung Sangiang (2.087 m)



Bengkulu
Gunung Bapagat (2.732 m) Gunung Dempo (3.159 m)
Gunung Dingin (2.020 m) Gunung Gadang (2.466 m)
Gunung Patah (2.817 m) Gunung Runcing (2.221 m)
Gunung Seblat (2.883 m) Gunung Tangkitlebak (2.115 m)



DI Aceh
Gunung Abong-abong (3.015 m) Gunung Bandahara (3.030 m)
Gunung Bateekeubeu (2.840 m) Gunung Bateemecica (1.140 m)
Gunung Bumi Geureudong (2.670 m) Gunung Bumi Telong (2.600 m)
Gunung Geureudong (2.590 m) Gunung Leuser (4.446 m)
Gunung Mueajan (3.079 m) Gunung Panet Sagu (3.019 m)
Gunung Panjang (2.023 m) Gunung Perkison (2.532 m)
Gunung Segama (2.015 m) Gunung Sorik Merapi (2.145 m)
Gunung Tangga (2.500 m) Gunung Tinjaulaut (2.105 m)
Gunung Ulumasen (2.390 m)

Jambi
Gunung Sumbing (2.507 m) Gunung Masurai (2.935 m)



Jawa Barat
Gunung Bukittunggul (2.203 m) Gunung Burangrong (2.064 m)
Gunung Cikurai (2.821 m) Gunung Cireme (3.078 m)
Gunung Galunggung (2.168 m) Gunung Gede (2.958 m)
Gunung Guntur (2.249 m) Gunung Kancana (2.182 m)
Gunung Malabar (2.321 m) Gunung Masigit (2.078 m)
Gunung Pangrango (3.019 m) Gunung Papandayan (2.665 m)
Gunung Patuha (2.434 m) Gunung Salak (2.211 m)
Gunung Tangkuban Perahu (2.084 m) Gunung Telaga Bodas (2.201 m)
Gunung Tilu (2.040 m) Gunung Wayang (2.181 m)
Gunung Windu (2.054 m)



Jawa Tengah
Gunung Bismo (2.365 m) Gunung Merapi (2.914 m)
Gunung Merbabu (3.142 m) Gunung Muria (1.602 m)
Gunung Perahu (2.565 m) Gunung Rogojembangan (2.177 m)
Gunung Slamet (3.418 m) Gunung Sumbing (3.371 m)
Gunung Sundoro (3.150 m) Gunung Ungaran (2.050 m)



Jawa Timur
Gunung Anjasmoro (2.282 m) Gunung Argomayang (2.198 m)
Gunung Argopuro (3.088 m) Gunung Arjuna (3.339 m)
Gunung Bromo (2.392 m) Gunung Butak (2.868 m)
Gunung Cemarakuning (2.248 m) Gunung Jambangan (2.482 m)
Gunung Kawi (2.651 m) Gunung Kelud (1.731 m)
Gunung Lawu (3.265 m) Gunung Liman (2.512 m)
Gunung Mahameru/Semeru (3.676 m) Gunung Merapi (2.800 m)
Gunung Raung (3.332 m) Gunung Suket (2.950 m)
Gunung Welirang (3.166 m) Gunung Wilis (2.169 m)

Kalimantan Barat
Gunung Bukitraya (2.278 m)

Kalimantan Timur
Gunung Harun (2.160 m) Gunung Liangpran (2.240 m)

Lampung
Gunung Krakatau (913 m) Gunung Tanggamas (2.102 m)
Maluku
Gunung Binaiya (3.019 m) Gunung Gamalama (2.700 m)
Gunung Kapaladmada (2.429 m) Gunung Laworkawra (4.481 m)
Gunung Legatala (4.241 m) Gunung Nieuwerkerk (4.185 m)
Gunung Serawema (4.355 m) Gunung Sibela (2.111 m)
Gunung Wetar (5.282 m) Gunung Wurlali (4.668 m)



Nusa Tenggara Barat
Gunung Ebulolobo (2.123 m) Gunung Rinjani (3.726 m)
Gunung Kalimutu (1.640 m) Gunung Kondo (2.947 m)
Gunung Nangi (2.330 m) Gunung Tambora (2.851 m)

Gunung Inerie (2.245 m)



Nusa Tenggara Timur
Gunung Batutara (3.750 m) Gunung Keknemo (2.070 m)
Gunung Ranakah (2.400 m)



Papua
Gunung Arfak (2.940 m) Gunung Derabaro (4.150 m)
Gunung Dwikora (4.750 m) Gunung Jaya/Ngapulu (5.030 m)
Gunung Kwoko (3.000 m) Gunung Mandala (4.700 m)
Gunung Redoura (3.083 m) Gunung Togwomeri (2.680 m)
Gunung Trikora (4.750 m) Gunung Yamin (4.595 m)
Gunung Yaramamafaka (3.370 m)



Pulau Sangir

Gunung Api (5.000 m)



Sulawesi Selatan
Gunung Anuan (3.673 m) Gunung Balease (3.016 m)
Gunung Gandadinata (3.074 m) Gunung Kabinturu (2.655 m)
Gunung Kambuno (2.950 m) Gunung Lampobatang (2.871 m)
Gunung Paroreang (2.616 m) Gunung Rantemado (3.445 m)
Gunung Sinajai (2.669 m) Gunung Tolondokalaud (2.884 m)



Sulawesi Tengah
Gunung Butumpu (2.400 m) Gunung Daku (2.304 m)
Gunung Dali (2.253 m) Gunung Dampal (2.304 m)
Gunung Gawalisi (2.023 m) Gunung Gentilomatinan (2.207 m)
Gunung Kulawi (3.311 m) Gunung Lambuno (2.443 m)
Gunung Lompopana (2.480 m) Gunung Lumut (2.234 m)
Gunung Mad (2.552 m) Gunung Malino (2.443 m)
Gunung Maruwali (2.280 m) Gunung Nokilalaki (2.355 m)
Gunung Ogoamas (2.565 m) Gunung Pekawa (2.314 m)
Gunung Rerekautimdu (2.508 m) Gunung Salai (2.040 m)
Gunung Sidole (2.099 m) Gunung Sonjo (3.225 m)
Gunung Tambusisi (2.422 m) Gunung Tanamatua (2.543 m)
Gunung Tinombala (2.183 m) Gunung Towengkeli (2.229 m)
Gunung Tumpu (2.400 m)



Sulawesi Tenggara
Gunung Mengkoka (2.790 m) Gunung Watuwila (2.000 m)



Sulawesi Utara
Gunung Awu (3.330 m) Gunung Boliohutu (2.065 m)
Gunung Colo (2.509 m) Gunung Karangetung (2.700 m)
Gunung Klabat (2.022 m) Gunung Tentolomatinan (2.207 m)



Sumatra Barat
Gunung Gedang (2.050 m) Gunung Kerinci (3.800 m)
Gunung Maitang (2.262 m) Gunung Marapai (2.891 m)
Gunung Ophir (2.191 m) Gunung Pantai Cermin (2.690 m)
Gunung Pasaman (2.900 m) Gunung Singgalang (2.877 m)
Gunung Talakmau (2.912 m) Gunung Talang (2.597 m)
Gunung Tandiket (2.438 m)



Sumatra Selatan
Gunung Besagi (2.232 m)



Sumatra Utara
Gunung Sibayak (2.094 m) Gunung Sibuatan (2.457 m)
Gunung Sihabuhabu (2.300 m) Gunung Sinabung (2.412 m)
Gunung Sipoimcim (2.199 m) Gunung Tampunanjing (2.008 m)
Gunung Kalau (2.171 m)

selengkapnya......

4.21.2010

Cool 3D Logo




bwat bikin 3d di photoshop itu sbnernye gampang banged, hmm… kata tmen2 sih rada susah, tapi ada banyak carana, ke tutorial ini niiii… nyok kita bikin logo bernuansa 3d

siapin canvas 400 x 400 px.

ambil salah satu shape di photoshop. gambar objek na.



COWO BANGET kan ??? gagagaagagakakkkkk :D

transform pake perspektiv …

teken enter.

transform lagi, tapi kali ini khusus tinggina sajah, menjadi 70 %

enter juga

duplikat sekali, geser make panah ke atas. ulangi ampe beberapa kali, jadi keliatan tebel 3d na

klik pada layer teratas, kasi style ke gini:




woke, beralih ke base shape paling dasar. kasi style juga


untuk kesan glossy, kasi gradasi transparent. [CTRL+Click] pada layer shape paling atas, pilih menu Select > Modify > Contract ( 2px )

selengkapnya......

4.15.2010

Sejarah Pendakian Gunung dan Panjat Tebing di Indonesia

Sejarah Pendakian Gunung dan Panjat Tebing di Indonesia1492
Sekelompok orang Perancis di bawah pimpinan Anthoine de Ville mencoba memanjat tebing Mont Aiguille (2097 m), dikawasan Vercors Massif. Tak jelas benar tujuan mereka, tetapi yang jelas, sampai beberapa dekade kemudian, orang-orang yang naik turun tebing-tebing batu di Pegunungan Alpen adalah para pemburu chamois, sejenis kambing gunung. Jadi mereka memanjat karena dipaksa oleh mata pencaharian, kurang lebih mirip para pengunduh sarang burung walet gua di tebing-tebing Kalimantan Timur atau Karang Bolong, Jawa Tengah.

1623
Yan Carstensz adalah orang Eropa pertama yang melihat “….. pegunungan yang sangat tinggi, di beberapa tempat tertutup salju !” di pedalaman Irian. Salju itu sangat dekat ke khatulistiwa. Laporannya tak dipercaya di Eropa, padahal belum lama berselang diberitakan ada juga salju di Pegunungan Andes dekat khatulistiwa.

1624
Masih berkaitan dengan pekerjaan juga, pastor-pastor Jesuit merupakan orang-orang Eropa pertama yang melintasi Pegunungan Himalaya, tepatnya Mana Pass (pass = pelana/punggungan yang terentang antara dua puncak), dan Garhwal di India ke kawasan Tibet.

1760
Profesor de Saussure agaknya begitu jatuh cinta pada Mont Blanc di perbatasan Perancis-Italia, sehingga dia menawarkan hadiah besar bagi siapa saja yang dapat menemukan lintasan ke puncaknya, untuk penyelidikan ilmiah yang diimpikannya. Sayang tak ada yang tertarik, terutama karena keder terhadap naga-naga yang konon mbaurekso di puncak gunung tertinggi di Eropa Barat itu.

1786
Setelah beberapa percobaan gagal, Puncak Mont Blanc (4807 m) digapai manusia. Mereka adalah Dr.Michel-Gabriel Paccard dan seorang pandu gunung, Jacques Balmat. Puncak tertinggi di Alpen yang didaki sebelumnya adalah Lysjoch (4153 m), tahun 1778.

1830
Alexander Gardiner melintasi Pelana Karakoram dari Sinkiang di Cina ke wilayah Kashmir di India.

1852
Ahli-ahli ukur tanah di India berhasil menentukan ketinggian Puncak XV, 8840 meter. Berarti puncak tertinggi di dunia, mengalahkan Puncak VIII (Kangchenjunga, 8598 m) yang sebelumnya dianggap paling tinggi. Puncak XV itu lalu diberi nama Everest (padahal aslinya orang Nepal menyebutnya Sagarmatha, atau Chomolungma kata orang Tibet). Belakangan ketinggiannya dikoreksi, 8888 meter, lalu dikoreksi lagi menjadi 8848 meter, sampai sekarang.

1854
Batu pertama Zaman Keemasan dunia pendakian di Alpen, diletakkan oleh Alfred Wills dalam pendakiannya ke Puncak Wetterhom (3708 m), cikal bakal pendakian gunung sebagai olah raga.

1857
Alpine Club yang pertama berdiri, di Inggris.

1858
Ketinggian K2 (singkatan Karakoram nomer 2) terukur, 8610 meter, menggeser lagi kedudukan Kangchenjunga menjadi juara tiga.

1865
Dinding selatan Mont Blanc dipanjat untuk pertama kali lewat lintasan Old Brenva, menandai lahirnya panjat es (ice climbing). Sementara itu di Alpen bagian tengah, Edward Whymper dan enam rekannya berhasil menggapai Puncak Matterhorn (4474 m)di Swiss. Tetapi 4 anggota tim, yang saling terikat dalam satu tali, tewas dalam perjalanan turun, ketika salah seorang terpeleset jatuh dan menyeret yang lain. Musibah ini mengakhiri 11 tahun Zaman Keemasan. Tak urung lebih dari 180 puncak besar telah didaki dalam masa itu, sedikitnya satu kali, dan lebih dari setengahnya oleh orang-orang Inggris.

1874
WA Coolidge mendaki Puncak Jungfrau dan Wetterhorn di musim dingin, sehingga digelari Bapak Winter Climbing. Pada tahun 1870-an ini muncul trend baru, pendakian tanpa pemandu, yang segera menjadi ukuran kebanggaan di antara pendaki.

1878
Regu yang dipimpin Clinton Dent berhasil memanjat Aiguille du Dru di Perancis, memicu trend baru lagi, yaitu pemanjatan tebing-tebing yang tak seberapa tinggi namun curam dan sulit.

1883
WW Graham menjadi orang Eropa pertama yang mengunjungi Pegunungan Himalaya dengan tujuan mendaki gunung sebagai olahraga dan petualangan. Dia mendaki beberapa puncak rendah di kawasan Nanda Devi dan Sikkim India, bahkan konon berhasil mencapai Puncak Changabang (6864 m).

1895
Percobaan pertama mendaki gunung berketinggian di atas 8000 meter, Nanga Parbat (8125 m), oleh AF Mummery. Orang Inggris yang sering disebut Bapak Pendakian Gunung Modern ini hilang pada ketinggian sekitar 6000 meter.

1899
Ekspedisi Belanda pembuat peta di Irian menemukan kebenaran laporan Yan Carstensz, yang dibuat hampir 3 abad sebelumnya. Maka namanya diabadikan di situ.

1902
Percobaan pertama mendaki K2, oleh ekspedisi dari Inggris.

1907
Ekspedisi di bawah Tom Longstaff mendaki Trisul (7120 m), puncak 7000-an yang pertama. Longstaff adalah orang pertama yang mencoba penggunaan tabung oksigen dalam pendakian.

1909
Ekspedisi Persatuan Ahli Burung dari Inggris (BPUE) memasuki rawa-rawa sebelah selatan kawasan Carstensz. Dalam 16 bulan mereka kehilangan 16 orang anggota mati dan 120 sakit.

1910
Karabiner buat pertama kali dipakai dalam pendakian gunung, diperkenalkan oleh pemanjat-pemanjat dari Munich, Jerman Barat, diilhami oleh penggunaannya dalam pasukan pemadam kebakaran.

1912
Eks anggota ekspedisi BPUE 1090, Dr.AFR Wallaston, kembali ke Irian bersama C.Bodden Kloss, dengan 224 kuli pengangkut barang dan serdadu. Tiga jiwa melayang.

1921
George L.Mallory dkk. berhasil sampai di North Col Everest dalam perjalanan penjajagan mereka dari sisi Tibet.

1922
Usaha pertama mendaki Everest berakhir pada ketinggian 8320 meter di punggungan timur laut.

1924
Mallory dan Irvine yang kembali mencoba Everest, hilang pada ketinggian sekitar 8400 meter. Rekannya, Edward Norton, mencapai 8570 meter, rekor waktu itu, sendirian dan tanpa bantuan tabung oksigen.

1931
Schmid bersaudara mencapai Puncak Matterhorn lewat dinding utara, sekaligus melahirkan demam North Wall Climbing. Peningkatan taraf hidup di Inggris dan Eropa daratan pada umumnya, menimbulkan perubahan pola penduduk kota melewatkan waktu luangnya, menyebabkan populernya panjat tebing.

1932
Grivel memperkenalkan cakar es (crampoon) model 12 gigi, yang karena efektifnya tetap disukai hingga kini.

1933
Comici dari Italia memanjat overhang dinding utara Cima Grande Lavredo di kawasan Dolomite, Alpen Timur, menandai aid climbing yang pertama. Sekitar tahun ini pula sol sepatu Vibram ditermukan oleh Vitale Bramini.

1936
Dr.A.H.Colijn, manajer umum perusahaan minyak Belanda dekat Sorong, dan geolog DrJ.J.Dozy, menemukan bijih tembaga di kawasan dinding timur Gletser Moriane, tak jauh dari kawasan Carstensz, Irian.

1937
Bill Murray mengubah tongkat pendaki yang panjang menjadi kapak es, menandai lahirnya panjat es modern.

1938
Dinding utara Eiger di Swiss akhirnya berhasil dipanjat, oleh tim gabungan Jerman Barat dan Austria, yang oleh Hitler diiming-imingi dengan medali emas olympiade. Dinding maut ini sebelumnya telah menelan cukup banyak korban, dan berlanjut hingga kini. .

1941
Ekspedisi Archbold ‘menemukan’ Lembah Baliem, kantung suku Dani dengan tingkat kebudayaan yang amat tinggi, di tengah belantara yang seolah tak berbatas dan tak tertembus. Irian kian jadi perhatian ilmuwan-ilmuwan dunia.

1949
Nepal membuka perbatasannya bagi orang luar.

1950
Tibet dicaplok Cina. Pendakian Himalaya dari sisi ini tak diperkenankan lagi. Maurice Herzog memimpin ekspedisi Perancis mendaki Annapurna (8091m), puncak 8000-an yang pertama, menandai awal 20 tahun Zaman Keemasan pendakian di Himalaya. Di Alpen, tali nilon mulai dipergunakan. Sebelumnya, tali serat tumbuhan hampir tak memiliki kelenturan, sehingga ada ‘hukum’ bahwa seorang leader tak boleh jatuh, sebab hampir pasti pinggangnya patah tersentak. Pakaian bulu angsa mulai membuat malam-malam di bivouac lebih nyaman.

1951
Don Whillan menemukan pasangannya, Joe Brown, duet pemanjat terkuat yang pemah dimiliki Inggris. Panjat bebas (free climbing) gaya Inggris menjadi tolok ukur dunia panjat tebing. Walter Bonatti dkk. menyelesaikan dinding timur Grand Capucin, awal aid climbing pada tebing yang masuk kategori big wall.
Bermula di Inggris, terjadi Revolusi Padas. Tebing batu gamping ternyata tak serapuh yang selama itu disangka. Tebing-tebing granit dan batuan beku lainnya mendapat saingan.

1952
Herman Buhl solo di dinding timur laut Piz Badile di Swiss, dalam waktu 4 1/2 jam. Inilah nenek moyang speed climbing. Rekor waktu pada rute tersebut, yang dibuat tahun 1937, 52 jam !

1953
Herman Buhl dkk. menggapai Puncak Nanga Parbat (8125 m), puncak 8000-an kedua yang didaki orang. Sir Edmund Hillary dari Selandia Baru dan Sherpa Tenzing Norgay yang tergabung dalam suatu ekspedisi Inggris, menjadi manusia-manusia pertama yang berdiri di puncak atap dunia, Everest.

1954
Ekspedisi Inggris sukses di Kangchenjunga, ekspedisi Perancis sukses di Makalu (8463 m). Di Alpen, Don Whillan dan Joe Brown mencatat dinding Barat Aiguille du Dru dalam 2 hari, rekor lagi.

1955
Walter Bonatti solo pilar barat daya du Dru 6 hari.

1956
Ekspedisi Jepang berhasil mendaki Manaslu (8163 m). Jepang segera menjadi salah satu negara besar dalam dunia pendakian di Himalaya.

1957
Herman Buhl dan tim Austria mencapai Puncak Broad Peak (8047 m), sekaligus mematok pendakian pertama gunung 8000-an dengan alpine tactic.

1958
Lapangan terbang perintis dibuka pada beberapa lokasi di Irian, membangkitkan semangat para pendaki gunung untuk menjajal Carstensz, sang perawan salju di khatulistiwa.

1960
Claudio Barbier dari Belgia solo ketiga dinding utara di Tre Cima Laverdo dalam 1 hari. Pertama kali speed climbing menggunakan teknik gabungan free dan aid climbing.
Helm mulai sering digunakan para pemanjat tebing.
Harness menjadi wajib, menyusul kematian seorang pemanjat Inggris di Dolomite. Harness pertama yang diproduksi massal dan dijual untuk umum terbuat dari webbing, merek Tankey.
Tebing 48 Citatah mulai digunakan sebagai ajang latihan bagi pasukan Angkatan Darat kita.

1961
Ekspedisi dari Selandia Baru coba mendaki Carstensz Pyramide tapi mengalami kegagalan sebab keterlambatan dukungan logistik lewat jembatan udara.

1962
Puncak Cerstensz Pyramide akhirnya berhasil digapai oteh tim Heinrich Heiner. Juga Puncak Eidenburg didekatnya, oleh ekspedisi yang dipimpin oleh Phillip Temple.
Awal pemakaian baut tebing di Alpen; Tebing pantai mulai diminati. Pemanjat Amerika Serikat mulai bicara di Alpen, diawali Hemmings dan Robbins yang menciptakan lintasan super sulit di dinding barat du Dru.

1963
Tim gabungan Inggris-AS memanjat dinding selatan Aiguille du Fou, hardest technical climbing di Alpen waktu ilu, dengan teknik-teknik aid climbing gaya AS. Kode etik dalam panjat tebing mulai banyak diperdebatkan di rumah-rumah minum. Pemanjatan solo pertama Eiger Nordwand, oleh Michel Darbellay, dalam satu hari.
Bonatti dan Zapelli menyantap mix climbing (ice dan rock) tersulit di Alpen, dinding utara Grand Pilier d’Angle di Mont Blanc. Seorang ahli gletser yang baru kembali dari Antartika berusaha mendaratkan pesawat terbangnya di di Puncak Jaya, dekat Carstensz. Untung angin kencang mengurungkan niatnya, sebab salju tebal di sana terlalu lunak sebagai landas pacu. Tapi buntutnya, dua pesawat DC 3 kandas di lereng utara dan selatannya, pada ketinggian sekitar 4300 meter.

1964
Ekspedisi Cina berhasil mendaki Shisha Pangma (8046 m)di Tibet, satu-satunya puncak 8000-an yang terletak diluar Nepal dan Pakistan (Karakoram). Beberapa pendaki Jepang serta 3 orang ABRI, Fred Athaboe, Sudarto dan Sugirin, yang tergabung dalam Ekspedisi Cendrawasih, berhasil mencapai Puncak Carstensz (4884 m) di Irian. Dua perkumpulan pendaki gunung tertua lahir, Mapala Ul di Jakarta dan Wanadri di Bandung. Tahun ini dianggap awal sejarah pendakian gunung di Indonesia.

1965
Seratus tahun pendakian pertama Matterhorn diperingati dengan peliputan pendakian Hornli dkk. Oleh BBC/TV sampai ke puncak. Untuk pertama kalinya pendakian gunung maupun panjat tebing menjadi olahraga yang juga dapat ‘ditonton’ orang banyak.
Robbins dan John Harlin dri AS bikin lintasan lurus di dinding barat du Dru, mendemonstrasikan keunggulan pemanjat AS dalam pemanjatan panjang dan berat. Pemerintah Nepal menutup pendakian Himalaya di wilayahnya.

1967
Revolusi bagi para pemanjat es. Chouinnard memperkenalkan kapak es berujung lengkung, dan McInnes menawarkan jenis Terodactyl. Lahirnya sekrup es berbentuk pipa meningkatkan standar pemanjatan ice climbing.
Penggunaan tali kernmantle dipelopori oleh Inggris.

1968
Nafas segar bagi para pendaki, sejumlah lapangan terbang milik misi Katolik dibuka (Ji Irian. Tapi dasar sial, hampir bersamaan dengan itu Pemerintah Rl tidak lagi mengeluarkan izin pendakian di kawasan Carstensz.

1969
Reinhold Messner keluar dari pertapaannya di tebing-tebing Alpen Timur, meluruk ke barat, menyikat dinding es raksasa tes Drotes dalam waktu 81/2 jam solo, membuyarkan rekor sebelumnya, 3 hari.
Pemanjat-pemanjat Jepang mulai membanjiri pasaran di Alpen, antara lain bikin lintasan baru di Eiger.
Sensus yang dilakukan British Mountaineering Club (BMC) mengatakan, ada 45.000 pemanjat dan 500.000 walkers, di Inggris saja.
Nomer perdana majalah ‘Mountain’ beredar, menjadi media pendaki gunung dan pemanjat tebing pertama yang beredar luas dalam bahasa Inggris, sehingga banyak mempengaruhi perkembangan lewat perdebatan dan opini.
Pemerintah Nepal membuka kembali wilayahnya bagi pendakian Himalaya, dengan beberapa peraturan baru dan membatasi pendakian pada puncak-puncak yang terdaftar dalam permitted peaks saja. Agen-agen trekking komersial tumbuh dan berjibun seperti kutu yak, menggelitik kelompok-kelompok kecil dari luar ‘main-main’ di Himalaya dengan mudah dan murah.
Soe Hok Gie dan ldhan Lubis gugur di Gunung Semeru, terkena gas beracun.

1970
Dinding Selatan Annapurna dirambah tim Inggris, menggunting pita pembukaan era pendakian jalur-jalur sulit di gunung-gunung besar. Tingkat kesulitan lintasan menjadi lebih penting dari pada sekedar mencapai puncak. Ini tak lepas dari kian canggihnya perlengkapan panjat es, kecepatan pemanjatan meningkat drastis.
Di Alpen artificial climbing tambah populer dan kaya teknik. Kurang lebih tahun ini pula lahir cabang panjat dinding. Tebing buatan yang pertama dikenal orang kemungkinan besar didirikan di Universitas Leeds,Inggris. Perancangnya Don Robinson, yang kemudian juga merancang dinding panjat di Acker’s Trust, Birmingham, dinding panjat pertama yang diklaim mampu menampung segala pegangan, pljakan dan gerakan panjat tebing, sekaligus menawarkan bentuk sculpture yang artistik.
Sejalan dengan itu, bentuk-bentuk latihan terpisah dalam panjat tebing mulai menggema. Salah seorang pelopornya ialah Pete Livesey, pemanjat yang juga pecinta speleologi dan olahraga kano, serta punya dasar di atletik sebagai pelari. Pete tahu benar pentingnya latihan spesifik bagi jenis-jenis olahraga tersebut. Dan dia mencoba menerapkan prinsip yang sama pada panjat tebing. Pelan tapi pasti, panjat tebing mulai dipandang lebih sebagai kegiatan atletis, ketimbang sekedar ‘hura-hura di tebing’. Tak lagi memadai semboyan ‘best training for climber is climbing’, apalagi hanya dengan memupuk kejantanan lewat gelas-gelas bir, seperti yang selama & dianut.

1971
Kawasan Carstensz kembali dibuka untuk pendakian, segera diserbu oleh ekspedisi-ekspedisi dari Australia, Jerman, AS, bahkan Hongkong. Tahun ini pula Mapala UI berhasil mencapai Puncak Jaya, antara lain oleh Herman O. Lantang dan Rudy Badil, orang-orang sipil Indonesia pertama.

1972
Untuk pertama kalinya panjat dinding masuk dalam jadwal olimpiade, yaitu didemonstrasikan dalam Olympiade Munich.

1974
Pasangan Reinhold Messner dan Peter Habeler mendaki Hidden Peak (8068 m) di Karakoram, 3 hari dengan Alpine push, kemudian memecahkan rekor kecepatan Eiger, 10 jam.

1975
Ekspedisi dari Jepang menjadi tim wanita pertama yang menjejakkan Puncak Everest. Sementara itu Cina mengirimkan tim pertamanya, dari punggungan timur laut. Perlengkapan panjat es kian lengkap, lalu ramalan cuaca kian akurat dengan intervensi komputer. Akibatnya, seolah tak ada lagi pelosok Alpen yang terpencil.
Namun, bercak-bercak kapur magnesium mulai terasa merisihkan tebing-tebing di Inggris dan Eropa daratan, kebanyakan dituduhkan sebagai ulah pemanjat-pemanjat ‘hijau’, yang mengobral magnesium pada lintasan-lintasan yang seharusnya bisa dilampaui tanpa bubuk itu.

1976
Harry Suliztiarto tak sanggup lagi menahan obsesinya, dengan tali nilon dia mulai latihan panjat memanjat di Citatah, dan dibelay oleh pembantu rumahnya. Patok pertama panjat tebing modern di Indonesia.

1977
Skygers Amateur Rock Climbing Group didirikan di Bandung oleh Harry Suliztiaito, Agus Resmonohadi, Heri Hermanu, Deddy Hikmat. Inilah awal tersebarnya kegiatan panjat tebing di Indonesia.
Ekspedisi Selandia Baru coba mendaki Everest tanpa bantuan sherpa. Mereka cuma sampai South Col, tapi mereka mereka seolah memukul gong yang gaungnya merantak ke mana-mana, ‘ekspedisi berdikari’. Yang pro mengganggapnya sebagai kejujuran yang wajib, yang kontra melecehkannya sebagai kesia-siaan yang konyol. Perdebatan tak selesai hingga kini.

1978
Messner & Habeler menggegerkan dunia kangouw Himalaya dengan pendakian Everest tanpa bantuan tabung oksigen. Tambah geger ketika Messner bersolo karier di Nanga PQrtied dalam waktu 12 hari. Pendakian solo ini oleh banyak pakar dianggap lebih penting daripada pendakian tanpa oksigennya.
Pemerintah Nepal menambahkan beberapa permitted peaks.

1979
Harry Suliztiarto memanjat atap Planetarium, Taman Ismail Marzuki.

1980
Tebing Parang untuk pertama kalinya oleh tim ITB, di bawah pimpinan Harry Sulisztiarto. Wanadri untuk pertamakalinya menyelenggarakan ekspedisi ke Carstensz di Pegunungan Jayawijaya. Skygers menyelenggarakan sekolah panjat tebing untuk pertama kalinya. Sampai kini belum ada lagi kelompok yang membuat pendidikan panjat tebing untuk umum seperti ini.

Pemerintah Nepal membuka kesempatan pendakian musim dingin, di samping musim semi dan musim gugur. Kian banyak kaki meratakan jalan-jalan setapak dipelbagai pelosok Himalaya, kikan tinggi sampah menumpuk di sana-sini. Sebagai gantinya, konon mata uang asing makin deras mengalir ke sana. Tapi siapa yang tambah kaya?
1981
Dua ekspedisi Indonesia sekaligus di dinding Selatan Carstensz, Mapala Ul dan ITB. Salah seorang anggota tim Mapala Ul, Hartono Basuki, gugur di sini. Jayagiri dari Bandung mengirimkan Danardana mengikuti sekolah pendaki gunung di Glenmore Lodge, Skotlandia, dilanjutkan pendakian Matterhorn di Swiss.

1982
Jayagiri kembali mengirimkan orang, Irwanto, ke sekolah pendakian di ISM, Swiss, dilanjulkan ekspedisi 4 orang ke Mont Blanc di Perancis, dan Matterhorn serta Monte Rosa di Swiss.
Ahmad dari kelompok Gideon Bandung tewas terjatuh di Tebing 48 Citatah, korban pertama panjat tebing di Indonesia.

1984
UGM (Mapagama) mengirimkan Tim Ekspedisi Gajah Mada ke Irian Jaya. Tim panjatnya berhasil mencapai puncak Carstensz Pyramide melalui jalur normal.
Tebing Lingga di Trenggalek, Jawa Timur, serta tebing pantai Uluwatu di Bali, berhasil dipanjat oleh kelompok Skygers bersama GAP (Gabungan Anak Petualang) dari Surabaya.

1985
Tebing Serelo di Lahat, Sumatra Selatan, berhasil dipanjat oleh tim yang menamakan dirinya Ekspedisi Anak Nakal. Ekspedisi Mapala Ul gagal mencapai Puncak Chulu West (6584 m) di Himalaya, Nepal. Ekspedisi Jayagiri gagal memanjat Eiger Nordwand.

1986
Kelompok gabungan Exclusive berhasil memanjat Tebing Bambapuang di selatan Toraja, Sulawesi Selatan.
Ketompok UKL (Unit Kenal Lingkungan) Univeritas Pajajaran Bandung memanjat tebing Gunung Lanang di Jawa Timur.
Pemanjat-pemanjat Jayagiri Bandung merampungkan Dinding Ponot di air terjun Sigura-gura, Sumatera Utara.
Ekspedisi Jayagiri mengulang pemanjatan Eiger, berthasil, menciptakan lintasan baru. Mapala Ul mengirimkan ekspedisi ke Puncak Kilimanjaro (5895 m) di Afrika antara lain Don Hasman (Wartawan Mutiara).
Kompetisi panjat tebing pertama di dunia diselenggarakan di Uni Soviet, di tebing alam, dan sempat ditayangkan juga oteh TVRI.

1987
Empat Anggota Ekspedisi Aranyacala Universitas Trisakti tewas diserang Gerombolan Pengacau Irian dalam perjalanan menuju Jayawaijaya.
Ekspedisi Wanadri menyelesaikan pemanjatan Tebing Batu Unta di Kalimantan Barat. Kelompok Trupala memanjat tebing Bukit Gajah di Jawa Tengah. Sepikul di Jawa Timur disantap Skygers.
Beberapa ekspedisi dan pendaki Indonesia dikirimkan keluar negeri. Mapala Ul ke Puncak Chimborazo (6267 m)dan Cayambe (gagal) di Pegunungan Andes, Amerika Selatan.
Ekspedisi Wanita Indonesia Mendaki Himalaya ke lmja Tse, Himalaya, hampir bersamaan dengan dua anggota Ekspedisi Jayagiri Saddle Marathon yang sedianya berambisi memanggul sepeda ke puncak namun terhadang birokrasi Nepal. Di Afrika, ekspedisi sepeda ini berhasil mencapal puncak tertingginya, Kilimanjaro (5895 m) dan Mount Kenya (5199 m, tanpa sepeda).
Ekspedisi Wanadri gagal mencapai Puncak Vasuki Parbat (6792 m) di Garhwal Himalaya, India.
Lomba panjat tebing pertama di Indonesia dilaksanakan di tebing pantai Jimbaran di Ball.

1988
Dinding panjat buat pertama kali diperkenalkan di Indonesia, dibawa oleh 4 atlet pemanjat Prancis yang diundang atas kerjasama Kantor Menpora dengan Kedubes Perancis di Jakarta. Mereka juga sempat memberikan ilmu lewat kursus singkat kepada pemanjat-pemanjat kita. Bersamaan, lahir Federasi Panjat Gunung & Tebing Indonesia, diketuai Harry Suliztiarto.
Untuk pertama kalinya disusun rangkaian kejuaraan untuk memperebutkan Piala Dunia Panjat Dinding yang direstui dan diawasi langsung oleh UIAA (badan Internasional yang membawahi federasi-federasi panjat tebing dan pendaki gunung), diawali dengan kejuaraan di Snowbird, Utah, AS.
Ekspedisi panjat tebing pertama yang dilakukan sepenuhnya oleh wanita, Ekspedisi Putri Parang Aranyacala, Tower III. Sedangkan kelompok putranya memanjat Tebing Gunung Kembar di Citeureup, Bogor.
Ekspedisi UKL Unpad Bandung di Batu Unta, Kalbar, kehilangan satu anggotanya, Yanto Martogi Sitanggang jatuh bebas. Speed climbing pertama di Indonesia dilakukan oleh Sandy & Jati, di dinding utara Parang, 3 jam. Sekaligus merupakan pemanjatan big wall pertama tanpa menggunakan alat pengaman sama sekali, keduanya hanya dihubungkan dengan tali.
Lomba panjat ‘tebing buatan’ pertama dilakukan di Bandung, mengambil dinding gardu listrik.
Ekspedisi Wanadri berhasil menempatkan 3 pendakinya di Puncak Pumori (7145 m) di Himalaya, Nepal, disusul pasangan Hendricus Mutter dan Vera dari Jayagiri mendaki Imja Tse (6189 m), tanpa bantuan sherpa.
Lalu di Alpen, Ekspedisi Jayagiri Speed Climbing gagal memenuhi target waktu 2 hari pemanjatan dinding utara Eiger, mulur menjadi 5 hari. Sedangkan ekspedisi dari Pataga Jakarta berhasil menciptakan lintasan baru di dinding yang sama.
Di Yosemite, AS, Sandy Febyanto dan Jati Pranoto dari Jayagiri memanjat Tebing Half Dome (gagal memecahkan retor John Bachar & Peter Croft 4,5 jam) dan Tebing El Capitan (gagal memecahkan rekor 10,5 jam).

1989
Awal tahun dunia panjat tebing Indonesia merunduk dilanda musibah, gugurnya salah satu pemanjat terbaik Indonesia, Sandy Febyanto, jatuh di Tebing Pawon, Citatah. Tapi tak lama, semangat almarhum seolah justru menyebar ke segala penjuru, memacu pencetakan prestasi panjat tebing di Bumi Pertiwi ini.
Tim Panjat Tebing Yogyakrta/TPTY melakukan ekspedisi ke Dinding Utara Carstensz tetapi gagal mencapai puncak secara direct, namun jalur normal Carstensz berhasil dipanjat sebelumnya.
Kembali kawasan Citeureup dirambah anak Aranyacala, kali ini Tebing Rungking.
Arek-arek Young Pioneer dari Malang memanjat tebing Gajah Mungkur di seputaran dalam kawah Gunung Kelud. Kemudian tim Jayagiri dalam persiapannya ke Lhotse Shar di Nepal, mematok target memanjati semua pucuk-pucuk tebing sekeliling kawah Kelud tadi, tapi tak berhasil. Ekspedisi Lhotse Shar itu sendiri batal berangkat.
Tebing Uluwatu dipanjat ekspedisi putri yang kedua, dari Mahitala Unpar.
Kelompok MEGA Universitas Terumanegara melakukan Ekspedisi Marathon Panjat Tebing, beruntun di tebing-tebing Citatah, Parang, Gajah Mungkur, dan berakhir di Uluwatu, dalam waktu hampir sebulan, marathon panjat tebing pertama di Indonesia. Ekspedisi Putri Lipstick Aranyacala dia Bambapuang, tapi musibah menimpa sebelum puncak tergapai. Ali Irfan Batubara, fotografer tim, tewas tergelincir dari ketinggian.
Tahun ini tercatat tak kurang dari sepuluh kejuaraan panjat dinding diselenggarakan di Indonesia. Beberapa yang besar antara lain di Universitas Parahyangan Bandung, Universitas Trisakti Jakarta, ISTN Jakarta, di Markas Kopassus Grup I Serang, dua kali oleh Trupala SMA-6 (di Balai Sidang dan Ancol), lalu SMA 70 Bulungan Jakarta, kelompok KAPA FT Ul, Geologi ITB.
Mapala Ul bikin 2 ekspedisi, Mount Cook (3764 m) di Selandia Baru dan Puncak McKinley (6149 m) di Alaska. Empat anggota Wanadri mengikuti kursus pendakian gunung es di Rainier Mountaineering Institute di AS, dilanjutkan dengan bergabung dengan ekspedisi AS ke Kangchenjunga di Himalaya.
Di Alpen, Ekspedisi Wanita Alpen Indonesia berhasil pula merampungkan misinya, mendaki 5 puncak tertinggi di 5 negara Eropa, Mont Blanc (4807m, Perancis), Grand Paradiso (4601 m, Italia), Marts Rosa (4634 m, Swiss), Grossgiockner (3978 m, Austria) dan Zugsptee (2964 m, Jerman Barat).
Akhir tahun ini ditutup dengan gebrakan Budi Cahyono melakukan pemanjatan solo di Tower III Tebing Parang. Artificial solo climbing pada big wall yang pertama di Indonesia.

1991
Aryati menjadi wanita Asia pertama yang berhasil menjejakkan kakinya di Puncak Annapurna IV, Himalaya, pada Ekspedisi Annapurna Putri Patria Indonesia.
Tim Srikandi Tim Panjat Tebing Yogyakarta (6 orang) membuat jalur di Bukit Tanggul, Tulung Agung, Jawa Timur.

1992
Dunia petualangan Indonesia kembali berduka karena kehilangan dua orang terbaiknya, Norman Edwin dan Didiek Syamsu, anggota Mapala UI tewas di terjang badai di Gunung Aconcagua, Argentina.
Ekspedisi Pemanjat Putri Indonesia menjejakkan kakinya di Puncak Tebing Cima Ovest, Tre Cime, Italia.
Ekspedisi Putri Khatulistiwa Tim Panjat Tebing Yogyakarta memanjat dinding utara Bukit Kelam, Sintang, Kalimantan Barat.

1996
Clara Sumarwati membuat kontroversi dalam pendakiannya di Everest, puncak tertinggi di Pegunungan Himalaya pada tanggal 26 September 1996. Banyak pihak di Indonesia yang meragukan bahwa kedua kakinya telah menjejak puncak tertinggi di dunia itu. Tetapi berdasarkan data dari Adventure Stats.com pada bulan Januari 2002 nama Clara Sumarwati telah tercatat sebagai pendaki Everest ke 836.

1997

Pratu Asmujiono menyusul Clara menjejakkan kakinya di Puncak Everest pada tanggal 26 April. Menurut catatan Adventure Stats.com, ia merupakan orang yang ke 851. Asmujiono berangkat bersama tim Ekpedisi Everest Indonesia yang merupakan gabungan anggota Kopassus dan pendaki sipil lainnya.

(GS,Bahan: katalog LPDN, berbagai sumber).

selengkapnya......

4.14.2010

TEKNIK SURVIVAL HUTAN II

BIVAK

(Tempat Tinggal/Perlindungan Sementara)


Tempat perlindungan sementara yang memenuhi syarat bisa melindungi diri dari hujan, panas, serangga, binatang atauuntuk kebutuhan lain misalnya : posko komunikasi, perbekalan. Maka pembuatannya berdasarkan kebutuhan, namun harus memenuhi syarat pokok dari segi :

1.

Kesehatan
2.

Teknis


A. Maksud dari segi kesehatan :

1. Ada sumber air untuk minum atau masak pada jarak dekat.

2. Mudah mengalirkan air kotor.

3. Tanah mudah menyerap air/lekas kering.

4. Tanah tidak berbau atau beruap. Contoh : kuburan.

B. Maksud dari segi teknis :

1. Dekat sumber bahan.

2. Dekat kayu baker.


Tujuan syarat pokok adalah agar pendirian bivak cepat dan tepat untuk keperluan tugas. Sedang lokasi yang memenuhi syarat adalah :

1.

Daerah ketinggian, bukan disungai kering.
2.

Jangan dibawah pohon dengan ranting lapuk.
3.

Jangan dibawah atau diatas tebing.
4.

Jangan menghadap arah angin.
5.

Tidak dilewati binatang.


Jenis/macam tempat perlindungan :

1.

Alam.
2.

Sementara.
3.

Semi permanent.

Sedang pembuatan bivak dipengaruhi oleh bahan yang tersedia :

1.

Yang ada di alam, misal :

*

kayu/ranting untuk tiang
*

sulur rotan/ijuk aren untuk tali
*

macam-macam daun : nipah, pala, aren, pisang hutan, kelapa, lang-alang, talas dan lainnya untuk atap atau dinding

2.

Bahan yang sudah dipersiapkan, misal :

*

ponco/jas hujan
*

plastik besar

bentuknya pun mengacu pada maksud tempat berlindung dibuat yaitu : segitiga, setengah lingkaran, segi empat.


Tempat Perlindungan

1.

Alam : contoh yang lazim ialah ceruk-ceruk atau goa, pohon.
2.

Sementara :

a. dengan ponco : - bisa bentuk miring atau tenda.

- atap lebih rendah membuat suhu didalamnya lebih hangat

b. dengan bahan-bahan ysng tersedia di alam.

3.

Semi Permanen

Menggunakan kerangka, mempunyai dinding dan pintu untuk keluar masuk. Contoh : gubug, tenda/dome.

Untuk daerah yang banyak binatang buas, jarak lantai dari tanah minimal 3 meter.


MEMBUAT API


Perlunya api pada kondisi darurat karena peranannya sebagai penghangat, isyarat, memasak, merebus air, dll.

Unsure pembentuk perapian :

1.

Penyala : kayu kecil, serbuk kayu lapuk, ranting pinus, kulit palmae, lumut kering
2.

Pembakar : kayu mati, dahan kering, rumput, kotoran binatang kering, lemak hewan, arang, gambut.
3.

Api :
1.

Korek api yang baik.
2.

Bila tanpa korek

*

lensa kamera, lensa teropong (binocular) dengan memfokuskan cahaya matahari pada obyek yang dibakar.
*

Batu api bila ada.
*

Gesekan-gesekan bambu kering sampai panas sekali dan timbul bara, dalam keadaan darurat cara ini adalh yang paling mudah dikerjakan dan hasilnya paling optimal.
*

Dll.


PENGETAHUAN PISAU DAN KAMPAK


Pisau Rimba

Penggunaan

Penggunaan pisau rimba harus dengan cara benar dan tepat dalam melintasi hutan.

Pemakaian yang tepat adalah pengambilan kecepatan dan sudut parang tertentu untuk memperoleh hasil yang baik dan tidak terlalu berat. Kecepatan maksimum diperoleh dengan memegang pisau rimba kuat-kuat dengan ibu jari dan 2 jari lain terlepas, lalu diayun seperti cemeti dengan pergelangan tangan dan ibu jari dan sesaat sebelum kena sasaran dua jari lain yang longgar dieratkan.

Sudut yang baik untuk menebas adalah 45 derajat. Sudut kecil akan menyerempet sehingga membahayakan orang disekitar dan si penebang. Dengan sudut besar pisau akan mental. Miringkan tebasan menjauhi badan dan tidak tegak lurus.

Perawatan

1.

Bila perlu dipertajam, asahlah bagian yang tajam sampai tipis debgan batu licin atau gerenda dan jangan sampai pisau panas agar mata pisau tajamnya tidak berkurang.
2.

Biasakan diberi oli tebal bila tidak dipakai.
3.

Pegangan harus rata agar tidak melepuhkan tangan.


Kampak

Penggunaan

1.

Sudut pegangan kampak bila untuk memotong kayu adalah 45 derajat, bukan mendatar.
2.

Untuk memotong dahan adalah dari batang kearah pucuk pohon dan bukan sebaliknya.
3.

Pengayunan yang tepat akan memberi kekuatan dan memotong dengan beberapa kali pukul lebih dari sekali pukul.

Perawatan

Sama dengan perawatan pisau.


JERAT DAN PERANGKAP


Jerat

Adalah tali Bantu untuk menghubungkan/menarik benda.

Ada bebarapa macam yang bisa digunakan untuk perangkap dan jerat binatang.

1.

Jerat yang mematikan
1.

Jerat mengikat

Mekanisme kerja adalah menjerat leher/jalan nafas.

Obyeknya : binatang buas seperti babi hutan, kera, dll.

2.

Jerat tusuk

Mekanisme kerja seperti anak panah dengan arah tusukan muka, lambung, atau dari atas.

Bisa berwujud jebakan lubang atau tusukan benda runcing.

Obyek : binatang.

3.

Jerat pukul

Mekanisme kerja adalh memukul/menindas obyek dengan benda berat.

Obyek : binatang buas besar.

2.

Jerat/perangkap hidup
1.

Jerat mengikat

Mekanisme seperti jerat 1.a tapi tidak mematikan

Obyek : rusa, menjangan, ayam hutan, dll.

2.

Perangkap kurungan

Mekanisme adalah bila binatang masuk kurungan akan tertutup.

Obyek : sam seperti 2.a.

3.

Perangkap getah.
4.

Perangkap jaring untuk burung atau kelelawar.
5.

Pancing untuk binatang/ikan.
6.

Perangkap khusus

misal : kelapa berlubang untuk monyet.



Thanks to :

Allah SWT.

Nabi Muhammad SAW.

Ortuku

Anggota WAPEALA

Temen FKM, Kedokteran dan Elektro Universitas Diponegoro yang telah ngasih ilmu

Temen-temen mapala se Indonesia

Alam yang telah memberiku kekuatan dan pengetahuan

Someone in my heart


Daftar pustaka :

1.

Materi pada saat aku belum jadi anggota WAPEALA UNDIP.
2.

Sharing sama anak FKM undip, Kedokteran undip, dan antar mapala di Indonesia.
3.

Diktat materi SAR WAPEALA UNDIP.
4.

Ilmu-ilmu yang pernah aku terapkan dilapangan.


selengkapnya......

TEKNIK SURVIVAL HUTAN (1)

TEKNIK SURVIVAL HUTAN



Teknik survival adalah bagian dari THAB yang mempunyai pokok bahasan :

1. PERSIAPAN PERJALANAN DAN KESEHATAN PERJALANAN.
2. BOTANI DAN ZOOLOGI PRAKTIS.
3. PIONEERING, meliputi : navigasi, mountaineering, tali temali/jerat, pengetahuan medan, bivak, mencari air, membuat api, komunikasi lapangan, membaca jejak, manaksir jarak dan ketinggian.

Namun penerapannya dipengaruhi oleh faktor-faktor :

1. Subyektif (jasmani rohani).
2. Proses pelaksanaannya.
3. Obyektif (kondisi lingkungan/medan).
4. Faktor pendukung (sarana danprasarana kegiatan).



Definisi umum :

Survival itu apa yach? Ada yang tau ga’? yup betul survival adalah suatu usaha dalam keadaan darurat alias kepepet untuk mempertahankan diri dari ancaman lingkungan agar terus dapat mempertahankan hidup dan melanjutkan kegiatan/tugas yang sedang dilaksanakannya. Intinya berusaha untuk hidup dengan kondisi apa adanya.



Definisi khusus :

Bagi para petugas SAR, survival adalah usaha dalam keadaan terbatas untuk mengolah kebutuhan pendukung SAR secara maksimal dengan memanfaatkan factor alam yang ada disekitarnya sehingga kegiatan operasi SAR masih terlaksana.

Keadaan darurat/terbatas ini meliputi :

1. Kesehatan jasmani dan rohani

contoh : tegangan emosi, ketakutan, kesepian, tertekan, putus asa, putus cinta (yee….) dan terasing, kecelakaan, luka.

2. Tersesat.
3. Kondisi medan yang berat.
4. Terbatasnya perlengkapan.
5. Bahan makanan terbatas.



Jadi memang teknik survival hutan perlu disegarkan kembali agar permasalahan yang kurang dalam hal kemampuan, pengetahuan dan perlengkapan bisa diatasi dengan perencanaan, persiapan dan latihan sehingga dalam praktek yang sesungguhnya tidak menjadi persoalan baru yang lain selain operasi SAR itu sendiri.

Pembahasan ruang lingkup dibatasi, meliputi pemahaman :

1. Mampu mempraktekkan pengetahuan yang sesuai untuk kegiatan/tugas yang dikerjakan.
2. Pengembangan teknis dan system pengelolaan survival.
3. Peralatan survival yang tepat.



Pada prakteknya semua keadaan darurat yang terjadi dalam mengatasinya melalui tahap/tindakan :

1. Menilai kesehatan secara keseluruhan dari tim.
2. Melakukan komunakasi bila mungkin, agar keadaan darurat tidak berlarut-larut dan yang sakit dapat segera ditolong.
3. Membuat perlindungan sementara dan perlengkapannya.
4. Istirahat untuk mengembalikan kondisi.
5. Evaluasi : - menilai permasalahan yang sudah, sedang dan akan terjadi

- mencari sebab timbulnya keadaan darurat

- penentuan lokasi untuk pengelolaan keadaan darurat

- menyusun daftar makanan, air dan alat yang masih tersisa

- membagi tugas



AIR

Kebutuhan Air

Untuk kondisi manusia dapat hidup tanpa air dalam keadaan tubuh sehat maksimal selama empat hari. Akan mati 8-12 hari. Apa benar?kalau ga’ percaya buktikan sendiri.OK!. Bila ada air tetapi tak ada makanan, orang akan bertahan selama 3 minggu. Sedang kebutuhan dasar air pada manusia minimal 2,5 liter perhari. Naik turunnya kebutuhan air tergantung pada aktivitas kegiatan dan makanan yang dimakan, juga dipengaruhi oleh kondisi cuaca atau alam.



Syarat Mutu Air

Air yang dikonsumsi manusia ideal harus memenuhi syarat sebagai berikut :

1. Syarat Fisik

Tak berbau, tak berasa, tak berwarna dan sejuk (dibawah suhu sekitar), jernih (kekeruhan 1mg/liter SiO2.

2. Syarat Bakteriologi

- Angka kuman 1 cc kurang dari 100 cc air.

- Bakteri coli tak ada dalam 100 cc air.

3. Syarat Chemis

- Zat yang ada kurang dari 100 mg/liter

- Zat organic kurang dari 10 mg/liter

- Mengandung fluor dan yodium

- Tak boleh mengandung gas H2S, NH4, NO3 kurang dari 20 mg/liter, NO2

Dalam praktek, persyaratan diatas yang paling mudah dipenuhi adalah syarat fisik, kemudian air dimasak (melalui proses penjernihan dan sterilisasi dengan obat), air langsung dapat diminum.



Macam Air

Mutu tingkat air dimulai dari kandungan zat-zat didalamnya

1. Air terkontaminasi (CONTAMINATED WATER)

yaitu air yang mengandung racun, unsur kimia biologi, radiology (kibira) atau jasad renik yang dapat menimbulkan sakit.

2. Air kotor terpolusi (POLLUTED WATER)

yaitu air yang mengandung bahan sampah, Lumpur atau limbah. Tak bisa dipakai karena tidak memenuhi syarat fisik.

3. Air yang dapat dipakai (PORTABLE WATER)

yaitu air yang bebas kibira, racun dan organisme. Walau rasa kurang enak, sesudah dimasak bisa diminum

4. Air nyaman (PALATABLE WATER)

yaitu air yang enak dan segar diminum.



Penjernihan Air

Supaya air menjadi “palatable water” tahap-tahapnya :

1. Sedimentasi

yaitu air didiamkan sampai kotoran mengendap sendiri atau dicampur AlOH.

2. Koagulasi

yaitu pengendapan melalui zat kimia. Untuk bahan alkali sama dengan FCl2, NH4. non alkali sama dengan Na2SO4.

3. Filtrasi

yaitu untuk menjernihkan air dengan pasir atau saringan diatomis.

4. Sterilisasi

yaitu untuk membunuh organisme penyebab penyakit, cara :

- Delapan tetes yodium tinetur 2,5%/liter air selama 10 menit

- KMnO4 (kalium permanganate)

- Tablet halozone (untuk penjernih air)

- Dicampur serbuk biji kelor 200mg/liter lalu diendapkan selama ½ jam.

5. Untuk penghilang bau, warna, racun, adalh dengan karbon aktif seperti : norit, aqua nuchar, hidro darco



Sumber Air

1. Air yang tidak perlu dimurnikan/palatable water

- Air bron/mata air

- Air sumur, waduk, sungai, telaga, air hujan, mata air

- Air dari tanaman : * kelapa, kaktus dipotong diperas

* liana/rotan dengan memotong dekat tanah ditampung

* palmae diambil niranya

* ruas bambu, bonggol pisang, lumut

- Air tampungan dari embun

2. Air yang dimurnikan

- Air berlumpur

- Air yang tidak memenuhi syarat fisik.



Pencarian Air

1. Pada tanah berbatu

- Cari mata air pada daerah karst

- Dari saluran air pada dinding lembah yang memotong lapisan berpori.

- Pada daerah granit cari pinggir bukit berumput paling hijau.

2. Pada tanah gembur

- Cari pada daerah lembah atau lereng.

- Kadang terdapat genangan kecil, air harus disterilkan.

3. Di pegunungan

- Digali bekas aliran sungai pada kelokan sebelah luar.

- Pada hutan lumut, ambil lumut lalu peras.

4. Dari tumbuh-tumbuhan.
5. Menampung embun.

selengkapnya......

Rahasia Kekuatan Bawah Sadar

Manusia memiliki satu pikiran, dengan dua lingkup: pikiran sadar dan pikiran bawah sadar. Bedanya, pikiran sadar mampu menalar, membandingkan baik dan buruk, benar dan salah, positif dan negatif. Adapun pikiran bahwa sadar tidak menalar mana yang positif dan mana yang negatif, mana yang benar dan mana yang salah. Dan pikiran bawah sadar, menurut penulis buku ini, Joseph Murphy, memiliki kekuatan yang luar biasa, yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai tujuan. ”Dalam pikiran bawah sadar Anda terletak kebijaksanaan tak terbatas, kekuatan tak terbatas, dan persediaan tak terbatas dari segala kebutuhan Anda, yang menunggu dikembangkan dan diungkapkan,” tulis Murphy (hlm 3).

Antara dua lingkup pikiran tadi memiliki kaitan yang erat. Pikiran sadar memberikan perintah, baik sadar maupun tidak, kepada pikiran bawah sadar. Ketika seseorang berpikir, ”Saya bisa mencapai itu,” berarti pikiran itu perintah kepada pikiran bawah sadar. Begitu pula saat seseorang berpikir, ”Ah, saya tak mungkin bisa,” itu artinya instruksi kepada pikiran bawah sadar untuk melaksanakannya. Dan pada saat instruksi itu datang, pikiran bahwa sadar langsung bekerja tanpa perlu membuktikannya, dan tanpa mengenal waktu, bahkan saat kita sedang tidur pulas.

Ketika kita berpikir positif, pikiran bawah sadar langsung bereaksi untuk melaksanakan gagasan positif tadi. Murphy memberi contoh, pada saat seseorang memikirkan tentang kedamaian, kebahagiaan, kesehatan, dan kekayaan, maka pikiran bawah sadar menerima gagasan itu dan bekerja untuk mewujudkannya. Sebaliknya, ketika seseorang berpikir negatif, seperti ketidakberdayaan, ketidakmampuan melakukan sesuatu, maka pikiran bawah sadar pun bekerja mewujudkan ide atau kesan negatif tersebut.

Karena itu, sifat iri terhadap kebahagiaan seseorang justru akan menghalangi kita untuk mendapatkan kebahagiaan. Murphy memberi contoh, saat kita tidak suka orang lain memiliki deposito begitu banyak dalam rekeningnya, sementara kita hanya bisa menabung sedikit demi sedikit, berarti kita telah menempatkan diri kita ke posisi yang sangat negatif; ”karena itu, kekayaan mengalir dari kita, bukan ke kita.” (hlm 119). Untuk menetralisir pikiran negatif itu, Murphy menyarankan agar kita menyatakan langsung kepada diri sendiri bahwa kita mendoakan orang itu agar kekayaannya makin berlimpah.

Lalu, apa saja tujuan memberdayakan pikiran bawah sadar? Yang paling sederhana adalah untuk mengatasi sugesti rasa takut, cemas, dan sebagainya. Tujuan lain adalah untuk penyembuhan mental, bahkan untuk penyembuhan penyakit fisik. Bagaimana kalau untuk kekayaan? Pikiran bawah sadar bisa dimanfaatkan untuk meraih kekayaan! Bagaimana tekniknya?

Saat Anda hendak tidur di malam hari, Murphy menyarankan untuk mempraktikkan teknik: mengulangi kata-kata ”kekayaan” dengan tenang, santai dan penuh perasaan. Dalam kaitan ini, sang penulis buku ini menekankan antara lain: Pikiran sadar dan pikiran bawah sadar harus sepakat untuk menegaskan gagasan dominan tentang kekayaan, bukan kemiskinan.

Lalu, apa pendapatnya tentang kerja keras untuk memperoleh kekayaan. Murphy berpendapat bahwa mencoba mengumpulkan kekayaan dengan cucuran keringat dan kerja membanting tulang adalah salah satu cara untuk menjadi orang terkaya dalam kubur.

Teknik lain melatih pikiran bawah sadar adalah memaafkan, yang penting untuk penyembuhan. Jengkel bahkan sampai mengutuk orang lain apalagi memusuhinya bisa menimbulkan berbagai penyakit. Teknik memaafkan yang diuraikan Murphy adalah sebagai berikut: Tenangkan pikiran, bersikap rileks, dan biarkan semua terjadi. Lalu, katakan, ”Saya bebaskan setiap orang dan semua orang yang pernah menyakiti hatiku, dan saya berdoa minta kesehatan, kebahagiaan, kedamaian, dan segala berkah hidup bagi setiap orang.”

Buku yang versi Indonesia diterbitkan oleh Spektrum, Jakarta, 1997, dan dialihbahasakan oleh B. Dicky Soetadi ini patut dibaca oleh siapa saja yang ingin melatih berpikir positif untuk mewujudkan keinginan-keinginan yang baik demi kehidupan yang lebih baik.

selengkapnya......

Sisi Lain Anak Jalanan

Pernahkan terlintas di pikiran Anda, Lebih hebat manakah kita dengan anak jalanan / pengamen? Apakah kita yang lebih hebat? Bagi Anda yang menjawab demikian Anda SALAH BESAR …tahukah apa yang membuat comment kita tersebut salah?

Mungkin bila kita melihat orang jalanan / pengamen yang selalu yang ada di benak kita adalah anak kita yang kotor, kumuh, dan nakal. Memang semua itu benar, tapi ada suatu hal yang lebih berharga di balik semua itu. Anak jalanan /pengamen mempunyai suatu keistimewaan yang tidak kita miliki. Apa keistimewaannya?


Tiap hari mereka mampu melawan kekejaman kehidupan hanya untuk 1 tujuan yaitu mencari uang untuk hidup 1 hari. walaupun yang didapat sedikit namun mereka tetap bersyukur dan tak mengenal kata “putus asa” untuk kembali berjuang pada hari-hari selanjutnya. Namun bagaimana dengan kita? Kita tidak tiap hari merasakan kekejaman dunia, hanya pada waktu tertentu saja namun lebih parahnya kita selalu gampang berputus asa bila mengalami kegagalan dan yang lebih parahnya lagi kita tidak pernah mensyukuri apa yang kita punyai saat ini. Sekarang lebih hebat manakah ?kita atu anak jalanan?

Oleh : Sartika Setiyowati

selengkapnya......

4.05.2010

Hutan Mangrove sebagai Tujuan Wisata


Pada tahun 2003, hutan bakau/mangrove di Indonesia yang mengalami kerusakan sekitar 68 persen, atau 5,9 juta hektar, dari luas keseluruhan 8,6 juta hektar (baca di sini dan juga di sini). Rusaknya hutan bakau lebih banyak disebabkan oleh ulah tangan manusia sendiri. Dengan berbagai macam alasan, penebangan hutan bakau terus berlanjut. Padahal, hutan bakau sangat cocok sebagai pelindung di kawasan pantai yang berlumpur.

Untuk memperbaiki kondisi ini, diperlukan perubahan sikap dan persepsi masyarakat. Pasalnya, selain berfungsi menjaga daratan pantai berlumpur dari gerusan ombak, peredam gelombang (baca di sini) dan tempat hidup dan berbiaknya biota laut (baca di sini), kawasan hutan bakau juga berpotensi dikembangkan sebagai wisata alam.


Wisata alam? apa yang indah di lihat di kawasan hutan mangrove? Tak percaya?? Sebenarnya berwisata di kerumunan hutan bakau adalah suatu pengalaman petualangan yang tak terlupakan (baca di sini).

Tulisan di bawah ini adalah pengalaman saya sekitar tahun 2003, saat berkunjung dan berwisata “blusukan” di tengah kawasan hutan bakau di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai, yang termasuk dalam kawasan hutan konservasi di Propinsi Bali.

*****

Hutan mangrove di Bali tersebar di beberapa lokasi pada areal seluas 3067,71 Ha, terdiri dari 2177,5 Ha berada dalam kawasan hutan dan 890,21 Ha di luar kawasan hutan. Tiga lokasi terluas dimana terdapat hutan mangrove adalah Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai (1373,5 Ha), Nusa Lembongan (202 Ha), dan Taman Nasional Bali Barat (602 Ha).

Kerusakan hutan mangrove akibat perubahan fungsi hutan menjadi tambak dan penebangan kayu yang berlebihan terus terjadi dan semakin parah dari tahun ke tahun. Untuk mengurangi tingkat kerusakannya, Departemen Kehutanan melalui Proyek Pengembangan Pengelolaan Hutan Mangrove Lestari dibantu JICA melaksanakan proyek pada tanggal 4 Nopember 1992 s/d tahun 1999. Tujuannya adalah untuk melaksanakan investasi guna mendukung kegiatan reboisasi dan pengelolaan hutan mangrove berkelanjutan. Hasilnya adalah rehabilitasi hutan mangrove seluas 253 Ha.

Proyek ini dilanjutkan dengan proyek lanjutan sebagai sarana pendistribusian hasil proyek terdahulu kepada masyarakat dengan memperkuat sistem penyuluhan dan pengelolaan hutan mangrove secara lestari, pada tanggal 15 Mei 2001 dan direncanakan berakhir tanggal 14 Mei 2004 dengan nama Proyek Pusat Informasi Mangrove (Mangrove Information Center/MIC).

Denah dan rute jembatan kayu Tahura Ngurah Rai

Jembatan kayu (trail) di Tahura Ngurah Rai

Kantor MIC berada di tengah kawasan Tahura Ngurah Rai, mempunyai areal persemaian (nursery) seluas 7700 m2 dengan fasilitas jembatan kayu (trail), pondok peristirahatan (hut), dan geladak terapung (floating deck), dengan 13 jenis mangrove mayor, 9 jenis mangrove minor, dan 28 jenis mangrove associates. Selain itu terdapat 62 jenis burung, 32 jenis crustacean, dan 10 jenis reptil terdapat di Tahura ini.

Karakteristik habitat hutan mangrove, adalah :

*
Umumnya tumbuh pada daerah pasang surut yang jenis tanahnya berlumpur, berlempung, atau berpasir.

*
Tergenang air laut secara berkala.

*
Menerima pasokan air tawar yang cukup dari darat.

*
Terlindung dari gelombang besar dan arus pasut yang kuat

*
Air bersalinitas payau (2 – 22 permil) hingga asin (38 permil)

Adapun manfaat dan fungsi mangrove, adalah sebagai :

* Peredam gelombang dan angin, pelindung dari abrasi, penahan intrusi air laut ke darat, penahan lumpur dan perangkap sedimen.

* Penghasil sejumlah besar detritus (hara) bagi plankton.

* Daerah asuhan (nursery grounds), tempat mencari makan (feeding grounds), dan daerah pemijahan (spawning grounds) berbagai jenis ikan, udang, dan biota laut lainnya.

* Penghasil kayu konstruksi, kayu bakar, bahan baku arang, dan bahan baku kertas.

* Pemasok larva (nener) ikan, udang, dan biota laut lainnya.

* Habitat bagi beberapa satwa liar, seperti burung, reptil, dan mamalia.

* Tempat wisata.

selengkapnya......

Air terjun Dlundung, Trawas, Mojokerto



Kabupaten Mojokerto dan Pasuruan beruntung punya banyak objek wisata alam di pegunungan. Ini penting sekali bagi orang Surabaya untuk melepas penat setelah kerja keras selama satu minggu. Tiap akhir pekan banyak orang Surabaya yang rekreasi ke pegunungan.


Menghirup udara segar, menikmati alam pegunungan yang sejuk. Maklum, udara di Surabaya sangat panas, bisa tembus 35-37 derajat Celcius pada puncak kemarau. "Akhir pekan kami sekeluarga, kalau gak ada halangan, mesti ke pegunungan," tutur Willy, pengusaha di Surabaya. Naik pegunungan itu bisa berarti Prigen, Tretes, Pacet, Ledok, Pujon, Batu, dan seterusnya.

Salah satu objek pegunungan yang bagus dinikmati adalah air terjun [kerennya: waterfall]. Ada tiga air terjun bertetangga: Kakekbodo, Putuktruno, Dlundung. Nah, Minggu 6 Januari 2007 saya menengok air terjun Dlundung di Trawas, Mojokerto. Ini kali pertama saya ke sana.

Jalan relatif bagus. Dari Sidoarjo [macet di Porong karena lumpur lapindo], Pandaan, masuk Raya Trawas, lalu berbelok ke arah Dlundung. Ada papan nama cukup besar. Para tukang ojek siap memberikan petunjuk kalau kita bingung. Sekira dua kilometer dari jalan raya, menanjak, sampailah di pintu gerbang.

Bayar karcis Rp 3.500 per orang [termasuk asuransi Rp 100]. Ini retribusi untuk Pemerintah Kabupaten Mojokerto. Beda dengan Kakekbodo atau Putuktruno [kedua air tejun ini di Kabupaten Pasuruan], kita bisa bawa kendaraan bermotor hingga di depan air terjun. Parkir, lalu jalan kaki sebentar saja sampai. Tak perlu ngos-ngosan macam di Air Terjun Kakekbodo.

Cipratan air terjun menambah sejuk suasana. Ada sensasi tersendiri. Kita bisa merasakan kebesaran Tuhan, berefleksi, di depan air terjun sekira 50-60 meter itu. Volumenya kecil saja. Suara air yang konstan, menghantam batu-batu gunung, asyik disimak. Di sini tidak begitu ramai karena lokasinya relatif jauh ketimbang Kakekbodo dan Putuktruno.

Saya perhatikan mayoritas pengunjung anak-anak muda. Mereka membawa pasangan [pacar] masing-masing. Bikin acara sendiri-sendiri. Khas anak muda, remaja, yang baru kenal nikmatnya berkasih mesra. "Memang yang datang ke sini umumnya anak-anak muda. Tapi ada juga lho keluarga yang bawa anak-anak," tutur Riyati, pemilik warung. Ibu ini didampingi Lia, anaknya.

"Sampean kok sendiri? Nggak bawa pasangan?" tanya Bu Riyati.

"Maunya sih pacaran, tapi ketuaan," jawab saya sekenanya. Bu Riyati, Lia, dan beberapa pengunjung tertawa lebar. Suasana makin gayeng. Saya pesan mie rebus, teh hangat, untuk sarapan. Lalu, saya bertanya sedikit tentang kondisi wisata alam Dlundung, Trawas, nan alami itu.

Air terjun Dlundung bukanlah objek wisata kemarin sore. Pada era Hindia Belanda lokasi ini sudah sering dikunjungi tuan-tuan dan nyonya-nyonya Belanda untuk rekreasi. Pada 10 Februari 2007, Carolina Lenkiewicz-Andreiessen alias Rieki berkunjung ke rumah Bapak Max Arifin [seniman, tokoh teater Jawa Timur, kini almarhum] dan Ibu Sitti Hadidjah di Mojokerto. Rieki ini anaknya Gerardus Andriessen, arsitek terkenal pada masa penjajahan Belanda.

Gerardus membangun banyak gedung bersejarah di Jawa, salah satunya kantor Gubernur Jawa Timur di Jalan Pahlawan Surabaya. Rieki kebetulan membawa album kenangan semasa di Jawa Timur. Di antaranya, air terjun Dlundung, Trawas, pada tahun 1934. Hebat benar orang Belanda! Dokumen lama pun masih dirawat dengan sangat baik.

Sebaliknya, kita di Indonesia lemah dalam urusan arsip dan dokumentasi macam ini. Bisa saya pastikan, Pemkab Mojokerto tidak punya foto masa lalu Dlundung atau objek wisata lain di Mojokerto. Harus cari di Belanda dulu! Hehehe.....

Membandingkan air terjun Dlundung pada 1934 dan 2008 sungguh jauh berbeda. Di foto lawas itu aliran air sangat deras, tebal. Sekarang saya perkirakan tinggal 20 persen saja. Saya bisa bayangkan betapa gemuruhnya air terjun Dlundung pada masa Hindia Belanda. Sekarang gemuruh itu tak ada. Hanya kecipak-kecipak kecil saja. Kalau tidak dijaga baik-baik, hutan gundul, bisa jadi suatu ketika air terjun ini hilang.

Hampir satu jam saya berada di lokasi air terjun Dlundung. Tak banyak yang bisa digali dari objek wisata alam ini karena petugas maupun pedagang di Dlundung tak punya referensi sejarah. "Saya jualan, jam lima sore pulang," kata Ibu Riyati.

selengkapnya......

4.04.2010

gunung pringgondani


Di antara banyak petilasan di Gunung Lawu, ada satu yang akrab di keseharian penduduk Tawangmangu, yakni Pringgondani atau Pringgodani, pertapaan nun jauh di atas gunung.



Ke Pringgondani masyarakat datang untuk memperoleh kekuatan sekaligus dukungan atas upaya yang sedang mereka lakukan. “Tidak untuk meminta. Kalau kita sudah punya, tapi hanya sedikit, dan berusaha supaya punya lebih banyak, datang ke sana,” demikian kira-kira yang saya tangkap dari ucapan Pak Dasri, penduduk Tawangmangu, yang menyarankan agar kami mengunjungi tempat ini.

Letak Pringgondani di Kelurahan Blumbang, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar. Hanya bisa dicapai dengan berjalan kaki. Kali ini benar-benar naik gunung. Pak Wagimin yang mengantar kami mengatakan bahwa hanya butuh waktu setengah jam berjalan kaki dari lokasi parkir sepeda motor, untuk mencapai Pringgondani. Sejak remaja, lelaki 40-an tahun ini sudah sering ke sana. Berangkat usai magrib, dan turun lagi pukul 1 pagi. Tak terbayang bagaimana dinginnya.

Dorongan keingintahuan membawa kami melepaskan diri dari antaran ojek yang luar biasa memudahkan untuk mengunjungi tempat-tempat bersejarah di Lawu, dan kali ini hanya berjalan kaki. Awalnya jalanan masih datar, melewati kebun kol dan kebun cabe rawit. Di tiga perempat tinggi gunung terlihat dua air terjun kecil. Pak Wagimin bilang, kami akan ke pucuk air terjun yang paling atas.

Jalanan datar ternyata pendek saja. Lantas mulailah “tanjakan-tanjakan kesabaran”, berkelok-kelok di antara pohon-pohon pinus, menyusuri lekuk gunung. Melewati pohon yang melengkung membentuk gerbang, tapi tak dijumpai ranting-rantingnya. Hanya batang pohon tertancap, ujung satu di tanah, batangnya melengkung, lantas ujung lainnya menancap di dinding gunung. Ada aroma hio yang kuat tapi tak ditemukan di mana hionya.

Berpapasan dengan orang-orang ramah, tak kenal tapi semua menegur, “Monggo…”. Atau ketika kami duduk istirahat karena napas sudah demikian sesak, seorang ibu membesarkan hati, “Leren, nggih (istirahat, ya)? Saya kalau naik malah bisa sepuluh kali istirahat.” Ibu ini datang ke Pringgondani jauh-jauh dari Klaten.

Setengah perjalanan, baru ditemui satu warung minum, tempat peziarah sejenak istirahat, minum dan merokok. Di sinilah kami bertemu dengan ibu-ibu dan bapak-bapak, masyarakat setempat, yang jasanya disewa satu keluarga dari Surabaya untuk membawa barang-barang dari lokasi parkir ke Pringgondani. Mereka mulai lagi berjalan setelah tadi istirahat, dan ini sudah putaran kedua! Artinya tadi sudah sampai Pringgondani, turun, dan sekarang naik lagi. Banyak rupanya barang yang harus dibawa.

Setelah entah berapa kali duduk dan menyelonjorkan kaki, akhirnya tampak patung garuda dan prasasti yang jadi pintu masuk petilasan Pringgodani. Dan waktu yang dibutuhkan ternyata bukan setengah jam seperti Pak Wagimin bilang sebelum berangkat tadi, melainkan molor jauh hingga satu seperempat jam.

Sampai di sana, keluarga dari Surabaya itu sedang makan siang di warung tak jauh dari petilasan. Memang sudah waktunya makan siang. Hanya ada satu menu makan di warung satu-satunya ini. Mi instan rebus dengan irisan sayur kol. Tak ada menu makanan lain.

Ditemani teh tubruk hangat. Teh hasil bumi Lawu dan diolah sendiri oleh penduduknya ini punya aroma unik. Tak ada tambahan wangi melati, hanya aroma pucuk teh plus aroma hangus yang didapat saat pengolahan. Warung-warung makan di Tawangmangu umumnya tidak mau menggunakan teh lokal karena aroma hangusnya itu, dan lebih suka membeli teh kemasan. Hanya warung di ujung gunung ini yang bertahan menggunakan teh hasil bumi Lawu.

Bersama keluarga itu ada pula seorang bikhu dengan jubah warna emas. Namanya Tejapuño, asli Surabaya. Usianya kira-kira 30-an. Mereka sampai di sini juga belum lama, tapi masih tampak segar, tidak seperti kami yang mandi keringat, dan tentu ini mengundang keheranan.

Dengan nada tenang Bikhu Tejapuño menjawab, “Orang yang ke sini bertujuan cepat sampai kan memang beda dengan yang ke sini untuk menikmati perjalanan. Mau apa sih cepat-cepat? Apa yang dikejar? Pemandangan sepanjang perjalanan bagus sekali. Lebih baik dinikmati.”

Hal yang biasa jika peziarah menginap di petilasan. Umumnya semalam. Ada ruangan di samping sanggar, tersedia buat yang menginap. Keluarga dari Surabaya itu menginap di satu petak rumah di samping warung makan. Tak ditarik bayaran, kecuali sekadar pengganti biaya makan yang sepenuhnya ditanggung warung.

Pringgondani bukanlah tempat ibadah agama tertentu. Di masa lalu, di sini pernah hidup tokoh spiritual yang dikeramatkan masyarakat, Eyang Panembahan Kotjo Nagoro (kadang ditulis Ki Ageng Kaca Negara). Masyarakat meyakini Eyang Kaca tak lain adalah Raden Brawijaya, raja terakhir Majapahit, yang memindahkan kerajaannya ke Gunung Lawu setelah Majapahit dikuasai puteranya, Raden Patah.

Ada keyakinan unik, yaitu selama berada di petilasan, tidak boleh bercerita mengenai sejarah Pringgondani dan siapa Eyang Kaca, sebutan hormat warga Lawu bagi Ki Ageng Kaca Negara. Pamali. Lina Sulistyowati, petugas petilasan Pringgondani mengatakan, “Kalau di sini, tidak boleh bercerita. Kalau sudah di bawah, baru boleh.”

Petilasan ini berupa rumah ukuran 5 meter x 5 meter yang disebut sanggar. Di terasnya terdapat empat arca prajurit sedang duduk dengan sikap-sikap Buddha. Di dalamnya ada altar bertuliskan “Eyang Panembahan Kotjo Nagoro”. Tertancap payung di atas altar. Di depan altar terdapat bokor untuk menancapkan hio dan anglo. Altar inilah pusat kegiatan di Pringgondani, tempat orang menjalani laku prihatin dan bertapa.

Setiap hari selalu ada yang datang, kata Lina, namun Pringgondani paling ramai dikunjungi pada malam Selasa Kliwon dan Jumat Kliwon. Sedangkan pada bulan Suro, tempat ini penuh selama sebulan.

Sebagai rangkaian laku prihatin adalah berendam di Sendang Gedang, Sendang Temanten, Sendang Kauripan yang letaknya tak jauh dari Pringgondani, dan suhu airnya mencapai 10 derajat Celsius. Tempat yang jauh untuk dijangkau, jalur menanjak yang menguras banyak tenaga, serta suhu dingin, mutlaklah syarat agar datang dalam kondisi tubuh prima. Silvia Galikano

*Dimuat di Jurnal Nasional Minggu, 12 Maret 2009*

selengkapnya......

Efek Blur pada Sebagian Gambar

Tutorial Photoshop kali ini akan melanjutkan efek blur yang sudah dibahas pada post sebelumnya. Pada post yang sebelumnya kita sudah menerapkan efek blur, yang diterapkan pada keseluruhan dari background / seluruh layernya.

Ada kalanya kita hanya perlu menerapkan efek blur ini pada sebagian dari gambar background saja, sehingga pada layer background ada sisi yang nampak kabur, namun ada juga yang masih nampak jelas.
Langkah menerapkan efek blur pada sebagian gambar dengan Photoshop



Langkah 1
Bukalah sebuah gambar dengan Photoshop.

efek blur sebagian gambar 1

Gambar ini diambil dari FreeDigitalPhotos.net.

Langkah 2
Buatlah seleksi pada gambar model,

efek blur sebagian gambar 2

kemudian lakukan Ctrl + J atau bisa juga dengan Edit > Copy dan Edit > Paste.

Jika kemudian kita melakukan langkah seperti pada tutorial yang sebelumnya, maka kita akan mendapati gambar seperti di bawah ini.

efek blur sebagian gambar 3

Pada gambar tersebut bagian bawah nampak tidak pas, karena saya memang asal menyeleksi bagian tersebut. Dan jika maksud dari pemberian efek blur ini adalah untuk memberikan bagian yang nampak fokus dan tidak fokus, seharusnya bagian bawah dari model foto tersebut tetap nampak jelas dan tidak kabur.

Oleh karena itu, setelah gambar diseleksi maka, tidak langsung kita beri efek blur, tapi kita lanjutkan dulu dengan langkah-langkah berikutnya ini.

Langkah 3
Duplikat layer background. Caranya dengan memilih layer Background kemudian menekan Ctrl + J, atau menarik nama layer ke arah icon Create a new layer di palet layer.

efek blur sebagian gambar 4

Langkah 4
Pada layer Background copy (hasil duplikat layer background), kita beri efek blur. Pilih menu Image > Blur > Gaussian blur.

efek blur sebagian gambar 5

Langkah 5
Untuk membuat agar ada sisi yang tetap jelas, maka kita gunakan langkah seperti pada tutorial Menggabung gambar.

Klik icon Add layer mask (saya tandai dengan lingkaran merah).

efek blur sebagian gambar 6

Kemudian pilih gradient tool, pilih warna gradient hitam-putih, pilih jenis gradient Linear, dan terapkan gradient tersebut pada gambar (buat arah gradasi seperti pada gambar dibawah ini, bisa mulai titik nomor 1 ke 2, atau sebaliknya).

efek blur sebagian gambar 7

Gambar sudah menjadi kabur sebagian.

efek blur sebagian gambar 8

Kita juga bisa mencoba-coba dengan jenis gradient yang lain. Selain Linear, bisa juga menggunakan Reflected untuk membuat seperti gambar dibawah ini.

efek blur sebagian gambar 9

Pada gambar diatas, efek kabur terjadi pada sebelah atas dan sebelah bawah dari gambar.

Selamat mencoba tutorial Photoshop ini. Pada tutorial berikutnya kita coba menerapkan efek blur lagi namun hanya pada sebagian kecil saja pada gambar.

selengkapnya......

Menerapkan Brush Pada Garis Path

Melanjutkan tutorial Photoshop yang kemarin tentang Brush. Sekarang kita coba untuk menerapkan sapuan brush pada garis path. Garis path bisa dibuat dari berbagai macam cara, bisa dibuat dengan pen tool, dari bentuk shape, ataupun dari tulisan. Tentang pembuatan garis path dari Pen tool, bisa dibaca pada Membuat seleksi dengan path.


Pada tutorial Photoshop ini, saya membuat garis path melengkung dengan menggunakan Pen tool.

gambar:tutorial_photoshop_brush_path_01.jpg

Untuk lebih mempermudah pengerjaan, tampilkanlah dua palet sekaligus, yaitu palet layer dan palet path. Di palet layer saya buat sebuah layer baru yang masih kosong, layer ini akan digunakan untuk gambar sapuan brush. Sedangkan palet path ditampilkan agar lebih mudah memilih path-nya.

gambar:tutorial_photoshop_brush_path_02.jpg

Kemudian pilih Brush tool, di contoh tutorial ini saya pilih brush jenis Hard Round 9 pixels.

gambar:tutorial_photoshop_brush_path_03.jpg

Kemudian pilih Path Selection tool atau Direct Selection tool (sama saja), kemudian klik kanan pada garis path tersebut. Untuk melakukan klik kanan, tidak harus menggunakan tool tersebut, itu hanya kalau klik kanannya pada gambar path langsung. Klik kanan bisa juga dilakukan dengan tool apa saja, tapi melakukan klik kanan pada Work Path di palet path.

Setelah melakukan klik kanan, pilihlah Stroke path.

gambar:tutorial_photoshop_brush_path_04.jpg

Kemudian muncul kotak dialog Stroke Path. Pada kotak dialog ini, pilih Brush, dan beri tanda cek pada Simulate Pressure.

gambar:tutorial_photoshop_brush_path_05.jpg

Akan muncul gambar seperti ini. Brush yang sedang aktif akan diterapkan pada garis path tersebut.

gambar:tutorial_photoshop_brush_path_06.jpg

Sekarang bagaimana jika kita mengatur bentuk sapuan brush sebelum diterapkan pada path. Misalnya seperti pada contoh berikut ini. Pada Shape Dynamic saya buat Size jitter 100%, pada Scattering saya buat Scatter 170%, pada Other Dynamic saya buat Opacity jitter 100%.

gambar:tutorial_photoshop_brush_path_07.jpg

Hasilnya saat diterapkan pada path adalah seperti gambar berikut ini.

gambar:tutorial_photoshop_brush_path_08.jpg

Jika kita tidak menginginkan tepi garis yang menyempit, misalnya saat diterapkan pada gambar seperti berikut ini:

gambar:tutorial_photoshop_brush_path_09.jpg

maka pada kotak dialog Stroke Brush tidak usah diberi tanda cek pada pilihan Simulate Pressure.

gambar:tutorial_photoshop_brush_path_10.jpg

Selamat mencoba tutorial ini, pada tutorial Photoshop berikutnya kita masih membahas tentang penggunaan Brush pada garis path, untuk membuat gambar seperti berikut ini.

gambar:tutorial_photoshop_brush_path_11.jpg

Hasil akhirnya mungkin tidak begitu sama dengan gambar ini, karena gambar yang ini tadi saya buat dengan asal jadi dulu.

selengkapnya......